Untuk siswa siswi TK B yang lulus pada tahun ajaran 2009-2010, diadakan acara perpisahan yang diselenggarakan pada tanggal 13 Juni 2010 di Character Camp Riverside Malang. Adapun program yang diadakan antara lain:
Bermain. Character Camp memahami permainan sebagai sebuah kegiatan serius. Peristiwa bermain yang membawa kondisi gembira (karakter positif) adalah ajang belajar bagi setiap pribadi. Suasana gembira adalah kondisi ideal untuk menghilangkan hambatan belajar yang disebabkan oleh keengganan dan rasa takut gagal. Suasana bermain permisif bagi kekeliruan dan kesalahan - pribadi maupun kelompok - dalam sebuah proses belajar.
Serius. Banyak aktivitas dan permainan, tetapi jauh lebih banyak yang dapat dipelajari dalam setiap permainan. Itu sepenuhnya bergantung pada caraku bermain, pada seni dan cita rasa kegembiraanku. Apakah aku melibatkan diri, dan melibatkan orang lain, bagaimana sikapku ketika menerima setiap kejutan yang menghampiri.
Apakah aku jujur dalam hal yang tampak sepele ini, apakah aku peduli dan adil terhadap temanku, apakah aku tetap berjuang...sejauh mana aku memperjuangkan harga diriku. Tengoklah ke belakang, bukankah apa yang kita lakukan selama ini adalah bermain.
Bermain itu serius...
Apakah aku jujur dalam hal yang tampak sepele ini, apakah aku peduli dan adil terhadap temanku, apakah aku tetap berjuang...sejauh mana aku memperjuangkan harga diriku. Tengoklah ke belakang, bukankah apa yang kita lakukan selama ini adalah bermain.
Bermain itu serius...
Diciptakan. Suasana dan aktivitas diciptakan untuk mengasah nilai-nilai positif (seperti: kejujuran, kemandirian, tanggung-jawab, keberanian, asertif, keuletan, kerendahan hati, dst). Karakter adalah modal utama untuk memantapkan tujuan dan makna hidup.
Art. Berkesenian adalah salah satu aktivitas utama di CC. Belajar memberikan jiwa dan makna pada sesuatu yang sebelumnya tidak bernilai. Mengembangkan nilai-nilai keindahan di CC bukan dimaksudkan hanya untuk mengalami proses menghasilkan sebuah karya seni pemuas indera, namun mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi: menjadi hal rohani. Harmoni dan disharmoni muncul, sah saja, karena yang tumbuh bukan hanya cinta kepada keindahan, tetapi juga kemampuan untuk peduli, berbelarasa akhirnya membela kehidupan.
Risk Taking. Aktivitas berisiko ini membuat kita menatap kenyataan dan tidak berkelit, memaksa kita mengaku bahwa kita harus melepaskan banyak hal yang sampai sekarang merupakan tumpuan dan pelampung untuk hidup yang aman dan nyaman. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk mulai meyakinkan diri bahwa ternyata aku mampu, aku bisa. Detik ketika aku merasa mampu mengalahkan ketakutanku, mampu melewati situasi batasku, adalah modalku untuk menghadapi situasi batas di esok hari. Peduli keselamatan orang lain dan diri sendiri adalah ciri karakter positif yang sangat berguna. CC tak henti berkampanye melalui kegiatan berisiko ini. Demi keselamatan, CC terpaksa menggunakan peralatan pengaman yang diproduksi oleh negara yang ahli di bidangnya.
Berjalan. Tracking, napak tilas, seribu langkah, berjalan, adalah menapakkan kaki menyentuh alam dan menyangga bobot tubuh sendiri. Berjalan itu menyapa jalan yang panjang tanpa batas, tanah, air, udara, rumput, tetumbuhan, hewan dan waktu. Menjumpai alam yang mengajarkan banyak hal kepada pejalan kaki.
"Tidak ada jalan pintas menuju tempat yang layak didatangi."
Telah ribuan tahun bangsa-bangsa menyadari bahwa berjalan adalah kegiatan sarat makna. Terpaan angin, derasnya hujan, terik matahari, kontur tanah yang terjal, ketidakpastian, bukanlah kendala yang perlu ditakuti. Berbagai kesulitan memang harus dihadapi, mereka adalah sarana untuk mengalahkan rintangan utama: diri sendiri. Berjalan adalah sepenuhnya bertanggungjawab dan berdiri di atas kaki sendiri.
"Tidak ada jalan pintas menuju tempat yang layak didatangi."
Telah ribuan tahun bangsa-bangsa menyadari bahwa berjalan adalah kegiatan sarat makna. Terpaan angin, derasnya hujan, terik matahari, kontur tanah yang terjal, ketidakpastian, bukanlah kendala yang perlu ditakuti. Berbagai kesulitan memang harus dihadapi, mereka adalah sarana untuk mengalahkan rintangan utama: diri sendiri. Berjalan adalah sepenuhnya bertanggungjawab dan berdiri di atas kaki sendiri.
Semua kegiatan yang mengasyikkan tersebut diikuti seluruh siswa yang datang, beserta wali murid serta guru-guru Rukun Harapan. Panitia penyelenggara menyambut kedatangan kita dengan ramah dan antusias, ada Pak Ot, Kak Dori, Kak Nanda, dll. Kemudian semua peserta dibagi menjadi kelompok –kelompok untuk bertanding dalam kegiatan family camp, seperti treasure house, dan penyelamatan anak-anak melalui sungai.
Selain itu ada juga tantangan tracking, melewati jembatan kayu dan hutan kecil untuk menuju tempat flying fox.. Dengan bentangan kawat baja di atas hutan kecil,mereka diterbangkan dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Bill, Olline, Josie, Jessika, Justino, Shieren, Yekang melewatinya dengan mulus. Jessica (TK B) juga berani melewati tantangan ini, walau pada awalnya sang mama berkata, “ Jes, kamu gak usah ya? “ , tapi ternyata Jessica tetap mau…salut. Begitu pula dengan Joel, awal datang dia sudah berkomitmen untuk tidak ikut, tetapi berkat dorongan dari instruktur, lao shi serta wali murid lainnya dia bisa melewati tantangan ini (walau diiringi kekuatiran sang mama…) hebat…Melissa dan Sammy juga berhasil mengatasi ketakutan mereka dengan bertandem dengan para instruktur….hebat!! (walau akhirnya mereka berdua minta tambah sekali lagi dan ingin sendiri….tapi karena waktu terbatas dan akan beralih ke kegiatan lainnya instruktur menundanya….dan Sammy cemberut gara-gara masalah ini he…he…he). Ada peserta termuda dari Playgroup, Reynardo merupakan adik dari siswa TK B, Justino yang bertandem dengan Lusia Lao Shi. Begitu pula dengan guru-guru, walau ada yang diliputi phobia, ketakutan, dll, para lao shi dan maam menguatkan hati untuk ikut terjun (walau ada yang dengan kaki gemetar….), sehingga dapat memberi contoh tentang keberanian kepada anak-anak. Sedangkan untuk wali murid….sayang ada beberapa yang absen……, next time ya ma, harus ikut!
Selanjutnya anak-anak diberi kegiatan membuat gerabah dari tanah liat dengan menggunakan alat putar manual dan mewarnai gerabah sesuai dengan kreativitas masing-masing. Selesai aktivitas ini anak-anak diajak untuk kegiatan menananam sayur organic di polybag. Sambil menunggu terik matahari mereda mereka diajak untuk mengikuti permainan kelompok yang mengandalkan kerjasama dan kekompakkan. Setelah itu acara yang paling ditunggu anak-anak adalah…menangkap ikan horee. Mereka semua masuk ke dalam kolam kecil untuk menangkap ikan-ikan yang ada di sana. Sambil bermain air dan berbasah basah ria terlihat mereka sangat menikmati aktivitas tersebut.
Sementara anak-anak sibuk dengan aktivitas yang menyenangkan, para orang tua dan guru juga diikutsertakan dalam kegiatan outbound yang lebih menantang. Pada tantangan pertama, tersedia batang kayu setinggi 15 m dengan pijakan di puncaknya. Tantangannya adalah peserta memanjat batang tersebut dengan pijakan yang tersedia, ketika sampai di puncak mereka harus berdiri dan bersiap melompat untuk memukul bel yang digantung. Kelihatannya sederhana ya....tapi banyak lo yang gagal, bahkan sebelum naik kaki sudah bergetar duluan. Banyak juga yang cukup keder dengan tantangan ini, Bravo buat Wei Xin Lao Shi, Indra Lao Shi, Erna Lao Shi, Lusia Lao Shi, Papa Sammy, Papa Bill,Cece Yekang, dan Dita (bukan Dita Lao Shi lo....tapi anaknya Erna Lao Shi ...ha...ha...) yang berani menjajal tantangan ini. Tapi yang berhasil memenuhi target ........Wei Xin Lao Shi dan Papa Sammy (mmmmh pasti latihan keras ya di rumah....he..he). Tantangan yang kedua adalah tantangan area 10 meter. Pada tantangan ini peserta diharuskan memanjat pohon dengan tangga kayu yang tersedia, kemudian sampai di atas meniti jembatan kayu yang berlubang tanpa pegangan setelah sampai di ujung jembatan harus terjun ke bawah dengan posisi terbalik (kepala duluan). Rupanya keberanian peserta di tantangan pertama, menginspirasi hampir seluruh peserta untuk ikut serta, walaupun ada berhenti di tengah dan menyerah.... hayooo tebak siapa????
Pada hari ini juga, ada siswa kita dari TK B, Justino mau mencoba tantangan 10 meter ini, tapi dengan langsung ditarik tali untuk sampai di puncak....hebat !!! Menurut Pak Ot, selama ini dia adalah peserta termuda yang mencoba tantangan ini, umumnya peserta mulai siswa SD kelas 6. Secara umum beliau kagum dengan keberanian anak-anak Rukun Harapan.....horee.....
Akhirnya sore telah tiba, anak-anak mulai bergiliran mandi untuk membersihkan lumpur yang mengotori tubuh mereka. Sementara itu para mama dan Lao Shi sibuk mempersiapkan makan malam, dengan membersihkan dan membakar ikan hasil tangkapan anak-anak. Kegiatan hari itu ditutup dengan acara makan malam yang sangat mengesankan......Good bye CC and River Side, See you next year.... (we hope....)
(sebagian artikel diambil dr blogspot charactercamp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar